Sabtu, 10 April 2010

Risiko Deteksi dan Perancanaan Pengujian Substantif

MENENTUKAN RISIKO DETEKSI
Mengevaluasi Tingkat Pengujian Substantif yang direncanakan
Pada saat mengevaluasi tingkat pengujian substantif yang direncanakan untuk setiap asersi laporan keuangan yang signifikan, auditor akan mempertimbangkan bukti yang diperoleh dari :
a. Penilaian risiko bawaan
b. Prosedur untuk memahami bisnis dan industri klien dan prosedur analitis terkait yang telah dilengkapi
c. Pengujian pengendalian yang meliputi :
- Bukti tentang efektifitas pengendalian intern yang didapat ketika memperoleh pemahaman tentang pengendalian intern
- Bukti tentang efektifitas pengendalian intern yang mendukung penilaian tingkat risiko pengendalian yang lebih rendah



Merevisi Risiko Deteksi yang Direncanakan
Jika diperlukan, tingkat risiko deteksi yang direvisi atau tingkat risiko deteksi final yang dapat diterima ditentukan untuk setiap asersi dengan cara yang sama dengan penentuan risiko deteksi yang direncanakan, kecuali bahwa hal tersebut didasarkan pada penilaian aktual atau final atas risiko pengendalian, bukan penilaian tingkat risiko pengendalian yang direncanakan untuk asersi tersebut.

Menspesifikasi Resiko Deteksi untuk Pengujian Substantif yang Berbeda pada Asersi yang Sama
Dalam perancangan pengujian substantif, auditor mungkin ingin menspesifikasi berbagai tingkat resiko deteksi yang digunakan pada pengujian substantive yang berbeda atas asersi yang sama. Sebagai contoh, berdasarkan asumsi bahwa bukti yang diperoleh dari satu atau sekelompok pengujian akan mengurangi risiko salah saji material yang tersisa setelah dilakukan pengujian sebelumnya, mungkin diperlukan tingkat resiko deteksi yang lebih tinggi untuk sisa pengujian tersebut.
MERANCANG PENGUJIAN SUBSTANTIF
Sifat atau Jenis Pengujian Substantif
Sifat pengujian substantive mengarah pada jenis dan efektivitas prosedur pemeriksaan yang dilakukan. Jika tingkat risiko deteksi yang dapat diterima rendah, auditor harus menggunakan prosedur yang lebih efektif, dan biasanya lebih mahal. Jika tingkat resiko deteksi yang dapat diterima tinggi, prosedur yang kurang efektif dan murah dapat digunakan. Program audit terdiri dari empat jenis pengujian substantif, yaitu :
a. Prosedur analitis
b. Pengujian rincian atas transaksi
c. Pengujian rincian atas saldo
d. Pengujian rincian atas estimasi akuntansi

Waktu Pengujian Substantif
Tingkat risiko deteksi yang dapat diterima mungkin mempengaruhi penentuan waktu pengujian substantive. Jika resiko deteksi tinggi, pengujian dapat dilakukan beberapa bulan sebelum akhir tahun. Jika resiko deteksi untuk asersi rendah, pengujian substantive dilakukan pada atau mendekati tanggal neraca. AU 313 menyebutkan bahwa kondisi yang memberikan kontribusi pengendalian risiko tersebut adalah :
a. Pengendalian intern yang efektif selama periode yang tersiksa
b. Tidak ada kondisi atau lingkungan yang dapat mendorong manajemen untuk membuat salah saji dalam laporan keuangan selama periode yang tersisa
c. Saldo akhir tahun dari akun yang diuji pada tanggal interim, dengan pertimbangan yang tepat, dapat diprediksi dalam hal jumlah, signifikansi relatif, dan komposisi
d. Sistem akuntansi klien dapat memberikan informasi mengenai transaksi tidak biasa yang signifikan dan fluktuasi signifikan yang dapat terjadi dalam periode yang tersisa

Luas Pengujian Substantif
Auditor dapat mengubah jumlah bukti yang diperoleh dengan mengubah luas pengujian substantive yang dilakukan. Dalam praktik, perluasan digunakan untuk merata-ratakan jumlah item atau ukuran sample dimana pengujian atau prosedur tertentu diterapkan. Ukuran sample dimana pengujian tertentu diterapkan merupakan bahan pertimbangan professional. Sampling statistik untuk pengujian substantif dapat digunakan dalam membantu auditor menentukan ukuran sampel yang diperlukan untuk mencapai tingkat resiko deteksi spesifik.
Penentuan Staf Pengujian Substantif
AU 230, menyebutkan bahwa auditor harus menetapkan tugas dan supervise yang sepadan dengan tingkat pengetahuan, keahlian, dan kemampuan mereka sehingga mereka dapat mengevaluasi bukti audit yang sedang mereka uji. SAS No 82, menyebutkan bahwa auditor dapat merespon risiko salah saji yang material karena adanya kesalahan dalam penunjukan personil.

MENGEMBANGKAN PROGRAM AUDIT UNTUK PENGUJIAN SUBSTANTIF
Penggunaan Teknologi Informasi untuk Mendukung Pengujian Substantif
Pada saat klien menggunakan teknologi informasi untuk aplikasi akuntansi yang signifikan, auditor mempunyai kesempatan untuk menggunakan paket perangkat lunak audit untuk membuat audit lebih efektif dan efisien. Disamping menggunakan teknik audit berbantuan komputer untuk pengujian pengendalian, perangkat lunak audit telah dikembangkan untuk berbagai aplikasi pengujian substantif yang luas. Tergantung pada aplikasi, satu atau lebih fase berikut ini tercakup dalam penggunaan paket perangkat lunak audit :
a. Pengidentifikasian tujuan auditor dan tujuan pengujian yang dilakukan
b. Penentuan kelayakan penggunaan paket perangkat lunak tersebut dengan sistem klien
c. Perancangan aplikasi, yang meliputi logika, perhitungan,dan bentuk outputnya
d. Pengkodean dan pengujian aplikasi, termasuk pembuatan bebtuk-bentuk standar dan informasi penting
e. Pemrosesan aplikasi pada data arsip aktual klien dan me-review hasil-hasilnya

Hubungan antara Asersi Tujuan Audit Khusus, dan Pengujian Substantif
Tujuan menyeluruh dari audit laporan keuangan adalah menyatakan pendapat apakah laporan keuangan klien disajikan secara wajar, dalam seluruh aspek yang material, sesuai dengan GAAP. Lebih lanjut, adalah biasa untuk mengembangkan sejumlah tujuan audit khusus untuk setiap akun berdasarkan lima kategori dalam asersi laporan keuangan. Dalam perancangan pengujian substantif, auditor harus menentukan bahwa pengujian yang sesuai telah diidentifikasi untuk mencapai tujuan audit khusus yang ada dalam setiap asersi.

Ilustrasi Program Audit untuk Pengujian Substantif
Keputusan auditor mengenai rancangan pengujian substantif diperlukan untuk pendokumentasian pada kertas kerja dalam bentuk program audit tertulis. Prosedur tersebut umumnya tidak didaftar dengan asersi atau tujuan audit spesifik untuk menghindari daftar ganda prosedur yang akan diterapkan pada lebih dari satu asersi atau tujuan. Selain untuk daftar prosedur audit, setiap program audit harus mempunyai kolom untuk :
a. Referensi silang kertas kerja lainnya yang berisi bukti yang diperoleh dari setiap prosedur
b. Titik awal auditor melakukan setiap prosedur
c. Tampilan tanggal pada prosedur yang telah diselesaikan

Program Audit dalam Perikatan Awal
Dalam sebuah perikatan awal, spesifikasi rinci dari pengujian substantif dalam program audit umumnya tidak sempurna hingga penulis memperoleh pemahaman tentang bisnis dan industri dimana perusahaan beroperasi, studi dan evaluasi pengendalian intern telah sempurna, dan tingkat risiko deteksi yang dapat diterima telah ditentukan untuk setiap asersi. Dua hal yang memerlukan pertimbangan khusus dalam merancang program audit untuk audit awal adalah :
a. menentukan ketepatan saldo-saldo akun pada periode awal audit
b. memastikan prinsip akuntansi yang digunakan dalam periode sebelumnya sebagai dasar untuk menentukan konsistensi penerapan prinsip semacam itu dalam periode berjalan

Program Audit dalam Perikatan Berulang
Dalam perikatan berulang, auditor mempunyai akses ke program audit yang digunakan dalam periode sebelumnya dan kertas kerja yang berkaitan dengan program tersebut. Dalam kasus ini, strategi audit pendahuluan auditor sering didasarkan pada asumsi awal bahwa tingkat risiko dan program audit untuk pengujian substantif yang digunakan dalam periode sebelumnya akan sesuai dalam periode berjalan.

PERTIMBANGAN KHUSUS DALAM PERANCANGAN PENGUJIAN SUBSTANTIF
Akun-akun Laporan Laba-Rugi
a. Prosedur analitis untuk akun-akun laporan laba-rugi
Prosedur analitis dapat menjadi alat audit yang ampuh untuk memperoleh bukti audit tentang saldo laporan laba-rugi. Jenis pengujian substantif ini dapat digunakan secara langsung atau tidak langsung. Pengujian langsung terjadi ketika akun pendapatan atau akun beban dibandingkan dengan data relevan lainnya untuk menentukan kewajaran saldo tersebut.
b. Pengujian rincian untuk akun-akun laporan laba-rugi
Apabila bukti yang diperoleh dari prosedur analitis dan dari pengujian rincian atas akun-akun neraca yang berkaitan tidak mengurangi risiko deteksi menjadi lebih rendah, diperlukan pengujian rincian langsung terhadap asersi-asersi yang menyangkut akun-akun laporan laba-rugi. Hal ini dapat terjadi pada saat :
- Risiko bawaan tinggi
- Risiko pengendalian tinggi
- Prosedur analitis menemukan adanya fluktuasi hubungan yang tidak biasa dan tidak diharapkan
- Akun memerlukan analisis

Akun-akun yang Tercakup pada Transaksi Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Tujuan auditor dalam mengaudit transaksi pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah untuk memperoleh bahan bukti berkenaan dengan tujuan, sifat, dan luas transaksi tersebut dan pengaruhnya terhadap laporan keuangan. Dalam audit yang mengidentifikasi transaksi pihak yang mempunyai hubungan istimewa, auditor tidak perlu menentukan apakah transaksi tertentu telah terjadi jika pihak-pihak tersebut belum berhubungan atau apakah perubahan harga atau persyaratan telah ada. Akan tetapi, auditor perlu menentukan substansi transaksi pihak yang mempunyai hubungan istimewa dan pengaruhnya terhadap laporan keuangan.

Rating: 5 

0 komentar :

Posting Komentar

tinggalkan jejak anda::::

Sekapur Sirih :::

Saya harus mengatakan bahwa isi blog ini mencerminkan pengetahuan dan kebijaksanaan kolektif.
Persis yang dikatakan oleh Goethe (
Johann Wolfgang von Goethe) dalam percakapannya dengan ilmuwan Swiss, Frederic Soret, Pada tanggal 17 Februari 1832 ::
"Siapakah saya ini? Apa yang telah saya lakukan? Saya telah mengumpulkan dan memanfaatkan segala sesuatu yang telah saya dengar dan saya alami. Karya saya telah disebarluaskan oleh ribuan orang yang berbeda-beda--> orang bijak dan bodoh, jenius dan dungu, tua dan muda. Mereka semua menawari saya keahlian dan cara hidup mereka masing-masing. Sering kali, saya ambil hasil-hasil yang dikembangkan orang lain. Karya saya adalah karya kolektif, dan membawa nama Goethe."