Jumat, 31 Agustus 2012

Pengalaman Kerja Auditor



Pengalaman merupakan suatu proses pembelajaran dan pertambahan perkembangan dan ilmu baik formal maupun non formal. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengalaman adalah sesuatu yang pernah dialami, dijalani, dirasai, ditanggung, dan sebagainya. Jadi dapat disimpulkan, pengalaman merupakan gabungan dari semua yang diperoleh dari hasil interaksi atau semua yang pernah dialami. Pengalaman kerja seseorang menunjukkan jenis-jenis pekerjaan yang pernah dilakukan seseorang dan memberikan peluang yang besar bagi seorang untuk melakukan pekerjaan yang lebih baik dengan cara berpikir yang lebih terperinci. Jika seorang memasuki karier sebagai akuntan publik, ia harus lebih dulu mencari pengalaman profesi dibawah pengawasan akuntan senior yang lebih berpengalaman (Mulyadi, 2002).
Penelitian Knoers dan Haditono (1999) dalam Asih (2006) mengatakan bahwa :
“Pengalaman merupakan suatu proses pembelajaran dan penambahan perkembangan potensi bertingkah laku baik dari pendidikan formal maupun non formal atau bisa juga diartikan sebagai suatu proses yang membawa seseorang kepada suatu pola tingkah laku yang lebih tinggi”.
Suraida (2005) mengungkapkan bahwa pengalaman kerja auditor merupakan :
Pengalaman auditor dalam melakukan audit keuangan baik dari segi lamanya waktu maupun banyaknya penugasan yang pernah ditangani. Semakin banyak pengalaman auditor semakin dapat menghasilkan berbagai macam dugaan dalam menjelaskan temuan audit”.
Menurut Tubbs (1992) dalam Mayangsari (2003) auditor yang berpengalaman memiliki keunggulan dalam hal :
1.      Mendeteksi kesalahan.
2.      Memahami kesalahan secara akurat.
3.      Mencari penyebab kesalahan.
Libby dan Frederick (1990) dalam Kusharyanti (2003) menemukan bahwa auditor yang berpengalaman mempunyai pemahaman yang lebih baik. Mereka juga lebih mampu memberi penjelasan yang masuk akal atas kesalahan-kesalahan dalam laporan keuangan dan dapat mengelompokkan kesalahan berdasarkan pada tujuan audit dan struktur dari sistem akuntansi yang mendasari (Libby et. al, 1984) dalam Mayangsari (2003) audit menuntut keahlian dan profesionalisme yang tinggi. Dalam rangka pencapaian keahlian, seorang auditor harus mempunyai pengetahuan yang tinggi dalam bidang audit. Pengetahuan ini bisa didapat dari pendidikan formal yang diperluas dan ditambah antara lain melalui pelatihan dan pengalaman-pengalaman dalam praktek audit.
Dalam Mulyadi (2002) disebutkan agar akuntan yang baru selesai menempuh pendidikan formalnya dapat segera menjalani pelatihan teknis dalam profesinya, pemerintah mensyaratkan pengalaman kerja sekurang-kurangnya 3 tahun sebagai akuntan dengan reputasi baik dibidang audit bagi akuntan yang ingin memperoleh ijin praktik dalam profesi akuntan publik (SK menteri Keuangan No 43/KMK.017/1997 tanggal 27 januari 1997).
Dari penjelasan diatas disimpulkan bahwa, pengalaman adalah gabungan dari semua yang dialami, dijalani, dirasai dan ditanggung melalui interaksi secara berulang-ulang dengan sesama benda, alam, keadaan, gagasan dan penginderaan. Pengalaman auditor menjadi hal yang penting karena auditor yang professional itu, adalah auditor yang mempunyai banyak pengalaman. Dengan adanya pengalaman tersebut maka akan bermanfaat bagi klien untuk melakukan perbaikan-perbaikan dan klien akan puas.

Jumat, 17 Agustus 2012

Perekonomian Indonesia 1997 sampai 2000 [Hanya Sebuah Tugas]

Data Sakernas empat tahun terakhir (BPS 1997-2000) menunjukkan bahwa jumlah penganggur lulusan setiap jenjang pendidikan meningkat dari 4 juta orang pada tahun 1997 menjadi 6 juta pada tahun 2000. Jumlah utang swasta Indonesia per September
tahun 2000 tercatat 68,2 miliar dollar AS. Puncak krisis yang menimpa Indonesia menyebabkan kepanikan dan kerusuhan dimana-mana. Harga-harga naik selangit, dollar menggila, penjarahan dimana-mana, kelangkaan pangan, rush besar-besaran terhadap perbankan. Dan situasi tersebut berjalan cukup lama.
Krisis moneter 1997-98 jelas lebih dulu dan lebih mudah memukul telak sektor ekonomi modern./ Terlebih perusahaan yang berutang besar dalam nilai nominal dolar, yen, atau valuta asing lainnya. Krisis moneter yang dimulai dengan depresiasi rupiah dan apresiasi dolar sangat memukul perusahaan-perusahaan yang berutang dolar atau valuta asing lain dan memukul impor karena harga rupiah barang-barang impor melonjak sesuai apresiasi dolar. Namun karena hampir semua sektor masih bersifat dualistik, sektor tradisional/ekonomi rakyat tidak terpengaruh krismon, atau terpengaruh secara tidak berarti. Dampak negatif krisis moneter terhadap ekonomi rakyat dapat dihindari atau disikapi sedemikian rupa hingga tidak dirasakan dampaknya, dengan cara-cara atau ”seni” khas ekonomi rakyat, yang dikenal dengan istilah strategi penyikapan (coping strategy) baik dalam produksi, perilaku berkonsumsi, atau sekedar strategi bertahan hidup (survival strategy).

Sekapur Sirih :::

Saya harus mengatakan bahwa isi blog ini mencerminkan pengetahuan dan kebijaksanaan kolektif.
Persis yang dikatakan oleh Goethe (
Johann Wolfgang von Goethe) dalam percakapannya dengan ilmuwan Swiss, Frederic Soret, Pada tanggal 17 Februari 1832 ::
"Siapakah saya ini? Apa yang telah saya lakukan? Saya telah mengumpulkan dan memanfaatkan segala sesuatu yang telah saya dengar dan saya alami. Karya saya telah disebarluaskan oleh ribuan orang yang berbeda-beda--> orang bijak dan bodoh, jenius dan dungu, tua dan muda. Mereka semua menawari saya keahlian dan cara hidup mereka masing-masing. Sering kali, saya ambil hasil-hasil yang dikembangkan orang lain. Karya saya adalah karya kolektif, dan membawa nama Goethe."