Kamis, 30 September 2010

Mengapa Hidupku Begitu Menjengkelkan ya???

Tulisan ini saya buat ketika banyaknya persoalan yang datang, bukan hanya satu atau dua persoalan tetapi banyak sekali sehingga membuat saya harus menulis untuk menghilangkan kejengkelan saya ini.

Banyak sekali sebab-musabab yang memicu kejengkelan dalam hidup kita. Peristiwa itu bisa datang dari seorang pacar, sahabat (curhat, kuliah, kontrakan, kost, sahabat yang sudah kita anggap sabagai keluarga,etc.), tetangga, termasuk keluarga yaitu (maaf) bapak, ibu maupun mantan pacar bisa menjadi orang yang paling menjengkelkan bagi diri kita. Dosen yang selalu memberikan tugas juga bisa membuat anda jengkel. Sahabat yang hanya mau senang-senang aja bersama kita juga dapat membuat kita jengkel. Mantan pujaan hati yang semaunya yang mau selalu menang juga dapat membuat jengkel. Orang tua yang selalu menuntut lebih tanpa memberikan fasilitas juga dapat membuat jengkel diri kita ataupun barang yang dipinjam teman tidak dikembalikan juga dapat membuat kita jengkel. Pendek kata, banyak hal yang bisa membuat kita merasa jengkel.

Kamis, 23 September 2010

Time Say to Goodbye

Judul lagu ya???yaa bisa dikatakan seperti itu la. Ada pertemuan dan ada perpisahan,,itu la yang sudah bertahun-tahun tertanam di otak saiaa ini. Ibaratnya nie,,diri ini sudah di doktrin dengan kata-kata itu. Ada cerita yang menurut saiaa menarik dari peristiwa-peristiwa di sekeliling kita mengenai perpisahan ini. Mulai dari yang mati konyol sampai yang riang gembira menyambut perpisahan ini. Kalau diri saiaa pribadi yaaa cukup meneteskan air mata saja dengan adanya perpisahan…


Apa yang terlintas dalam diri anda untuk mengatakan kata perpisahan??. Setiap individu pasti berbeda persepsi mengenai ini. Kebanyakan orang-orang mengatakan perpisahan hanya karena akan pergi jauh dan ini tidak terlalu ber dampak negative dibandingkan dengan perpisahan suatu hubungan yang dilandasi perasaan cinta dua individu. Alasanpun jelas menjadi suatu pertanyaan mendasar yang mungkin akan selalu teringat jika memutuskan untuk mengucapkan kata perpisahan. Seribu alasanpun telah disiapkan tanpa memandang perasaan yang lain. Ini la yang saiaa katakan Logika tidak akan pernah bersatu dengan perasaan.


Senin, 06 September 2010

Mungkin saiaa,,anda ataupun mereka yang merasakannya...

Penasaran dengan apa yang saiia rasakan sekarang,,sedih,,senang,,cinta dan keinginan tahuan saiia terhadap anda...saiaa mencari-cari dan akhirnya mendapatkanlah suatu cerita motivasi yang bisa saiaa renungkanlah lagi dikamar sunyi ini. Saiaa mengharapkan anda membaca ini dan merasakan apa yang saiaa rasakan terhadap anda..
membohongi diri sendiri lebih baik untuk orang lain,,,itu yang selalu tertanam di diri ini. Yang tertanam akan tumbuh dan semakin besar sehingga berbuah pada akhirnya...Pada akhirnya dapat ditarik suatu kesimpulan kalau keadaan dan waktu la yang bermain di jiwa ini.

Kamis, 02 September 2010

Logika vs Perasaan

Logika dan Perasaan tidak akan pernah bersatu!!!!!!!!!!!

Logika memakai Otak
Perasaan memakai Hati
Hanya sekumpulan orang-orang yang sok bejiwa besar kalau ada yang mengatakan ambillah keputusan dengan logika dan perasaan.

Yang terjadi pada diri kita ini sekarang adalah perang antara hati dan otak,,dengan kata lain perang antara logika dan perasaan...Dengan membohongi diri sendiri, jiwa kita ini tidak akan menggunakan hati,,hati itu cenderung tidak logis,,hanya pakai perasaan saja dan awal mulanya dari masa lalu. Tahu kenapa memilih otak??karena otak ya logis,,gampang menyikapi yang terjadi,,diri ini bisa dbohongi,,kalau sakit,gembira,senang dan duka hanya sementara. Sedangkan hati??rentan hancur,,pengingat dan sulit terobati..
Biarkan waktu yang akan mengubah keadaan ini....


Sekapur Sirih :::

Saya harus mengatakan bahwa isi blog ini mencerminkan pengetahuan dan kebijaksanaan kolektif.
Persis yang dikatakan oleh Goethe (
Johann Wolfgang von Goethe) dalam percakapannya dengan ilmuwan Swiss, Frederic Soret, Pada tanggal 17 Februari 1832 ::
"Siapakah saya ini? Apa yang telah saya lakukan? Saya telah mengumpulkan dan memanfaatkan segala sesuatu yang telah saya dengar dan saya alami. Karya saya telah disebarluaskan oleh ribuan orang yang berbeda-beda--> orang bijak dan bodoh, jenius dan dungu, tua dan muda. Mereka semua menawari saya keahlian dan cara hidup mereka masing-masing. Sering kali, saya ambil hasil-hasil yang dikembangkan orang lain. Karya saya adalah karya kolektif, dan membawa nama Goethe."