Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) SA Seksi 330 (PSA No.
07) mengatur mengenai Proses Konfirmasi dalam pelaksanaan audit. Paragraf 4
mendefinisikan konfirmasi sebagai proses pemerolehan dan penilaian suatu
komunikasi langsung dari pihak ketiga sebagai jawaban atas suatu permintaan
informasi tentang unsur tertentu yang berdampak terhadap asersi laporan
keuangan. SA Seksi 326 mendefinisikan
asersi sebagai pernyataan yang dibuat oleh satu pihak yang secara implisit
dimaksudkan untuk digunakan oleh pihak lain (pihak ketiga). Untuk laporan
keuangan historis, asersi
merupakan pernyataan dalam laporan keuangan oleh manajemen sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Konfirmasi dilaksanakan untuk memperoleh bukti dari pihak ketiga
mengenai asersi laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen. Pada dasarnya,
bukti audit yang berasal dari pihak ketiga dianggap lebih dapat diandalkan
dibandingkan dengan bukti yang berasal dari dalam perusahaan yang sedang
diaudit. SA Seksi 326 (PSA No.07) tentang Bukti Audit menyatakan bahwa, pada
umumnya, dianggap bahwa “Bukti audit yang diperoleh dari sumber
independen di luar entitas memberikan keyakinan yang lebih besar atas keandalan
untuk tujuan audit independen dibandingkan dengan bukti audit yang disediakan
hanya dari dalam entitas tersebut.”
Prosedur
Konfirmasi : Permintaan pengesahan saldo piutang ke masing-masing defitor
melalui direksi
Terdapat
2 bentuk metode konfirmasi:
-
Positif : Meminta responden untuk
menunjukkan apakah ia setuju dengan informasi yang dicantumkan dalam permintaan
konfirmasi. Bentuk konfirmasi positif lain tidak menyebutkan jumlah (atau
informasi lain) pada permintaan konfirmasi tetapi meminta responden untuk
mengisi saldo atau informasi lain pada ruang kosong yang disediakan dalam
formulir permintaan konfirmasi. Bentuk konfirmasi positif menyediakan bukti
hanya jika jawaban diterima oleh auditor dari penerimaan permintaan konfirmasi.
Permintaan konfirmasi yang tidak di jawab tidak memberikan bukti audit mengenai
asersi laporan keuangan yang dituju oleh prosedur konfirmasi. Karena terdapat
risiko bahwa penerima bentuk permintaan konfirmasi positif yang berisi
informasi yang di konfirmasi di dalamnya kemungkinan hanya mendatangani dan
mengembalikan konfirmasi tersebut tanpa melakukan verfikasi kebenaran informasi
tersebut formulir yang berisi ruangan yang kosong dapat digunakan untuk
mengurangi risiko tersebut. Jadi penggunaan konfirmasi dengan ruang kosong yang
harus diisi oleh responden dapat memberikan tingkat keyakinan yang lebih besar
mengenai informasi yang di konfirmasikan. Namun, konfirmasi yang berisi ruangan
kosong yang harus diisi oleh responden dapat mengakibatkan berkurangnya jumlah
jawaban konfirmasi di terima oleh auditor karena yang diperlukan usaha tambahan
dari pihak penerimaan permintaan konfirmasi; sebagai akibatnya, auditor
kemungkinan harus melaksanakan lebih banyak prosedur alternatif.
-
Negatif : Bentuk konfirmasi negatif
meminta penerima konfirmasi untuk memberikan jawaban hanya jika ia tidak setuju
dengan informasi yang disebutkan dalam permintaan konfirmasi. Permintaan konfirmasi negatif dapat
digunakan untuk mengurangi risiko audit ke tingkat yang dapat di terima jika
(a) gabungan tingkat risiko bawaan dan risiko pengendalian taksiran adalah rendah,(b)
terdapat sejumlah besar saldo akun yang kecil,(c) auditor tidak yakin bahwa
penerima permintaan konfirmasi akan mempertimbangkan tersebut. Sebagai contoh,
dalam peerikasaan terhadap rekening giro dalam suatu lembaga keuangan, auditor
sebaiknya menyertakan permintaan konfirmasi negative pada rekening Koran
regular (regular bank statement) yang dikirimkan oleh lembaga keuangan tersebut
kepada nasabahnya, jika kombinasi risiko bawaan dan risiko pengendalian
taksiran pada tingkat yang rendah dan auditor tidak mempunya alas an untuk
meyakinkan dirinya bahwa penerimaan konfirmasi tidak akan mempertimbangkan
permintaan konfirmasi tersebut. Auditor
harus mempertimbangkan untuk melaksanakan prosedur substantive lain untuk
melengkapi penggunaan konfirmasi negatif.
Permintaan konfirmasi negatif dapat menghasilkan jawaban yang menunukan
adanya salah saji, dan kemungkinan besar akan terjadi demikian jika auditor
mengirim permintaan konfirmasi negative dalam jumlah yang banyak dan tersebar
secara luas. Auditor harus menyelidiki
informasi relevan yang dihasilkan dari konfirmasi negatiif yang diterima oleh
auditor untuk menentukan kemungkinan dampak informasi tersebut terhadap
auditnya. Jika penyelidikan auditor terhadap jawaban permintaan konfirmasi
negatif menunjukkan suatu pola salah saji, auditor harus mempertimbangkan
gabungan tingkat risiko bawaan dan risiko pengendalian taksiran dan
mempertimbangkan dampaknya terhadap prosedur audit yang telah direncanakan. Meskipun konfirmasi negative yang
dikembalikan dapat memerikan bukti mengenai asersi laporan keuangan, konfirmasi
negative yang tidak kembali jarang memberikan bukti signifikan tentang asersi
laporan keuangan selain aspek tertentu aserse keberadaan. Sebagai contoh,
konfirmasi negatif dapat memberikan beberapa bukti mengenai keberadaan pihak
ketiga jika konfirmasi negatif tersebut tidak kembali dengan suatu petunjuk
bahwa alamat yang dikirimi konfirmasi tidak di ketahui. Namun, konfirmasi
negative yang tidak kembali tidak memberikan bukti yang eksplisit bahwa pihak
ketiga yang di tuju menerima permintaan konfirmasi dan memvertifikasi kebenaran
informasi yang dicantumkan dalam konfirmasi negatif tersebut
Rating: 5
Rating: 5
0 komentar :
Posting Komentar
tinggalkan jejak anda::::