Jumat, 16 Januari 2009

Pahamilah Diri Kita Dahulu Sebelum Memahami Diri Orang Lain

Pendahuluan
Ada sebuah pepatah mengatakan “kenali dirimu dahulu sebelum engkau mengenal orang lain”. Oleh karena itulah disini saya akan membuat sebuah karya tulis yang bertemakan “pemahaman diri”. Pemahaman diri ini sebelumnya telah dipelajari dan saya baca pada pertemuan kedua dikelas. Saya lihat sewaktu dikelas, teman-teman termasuk saya sangat antusias ketika dijelaskan materi pemahaman diri ini. Pemahaman diri ini sangat erat kaitannya dengan masalah rendah diri karena rendah diri ini bermula pada ketidaktahuan saya dan teman-teman tentang diri sendiri. Bagaimana kita ingin memahami orang lain kalau diri kita sendiri saja tidak memahami diri sendiri sedangkan kita sebagai calon akuntan dimasa yang akan datang dituntut untuk lebih bisa memahami lingkungan sosial di sekitar kita.
Pada karya tulis ini saya akan menguraikan konsep materi pemahaman diri yang akan saya kaitkan dengan kepribadian saya dalam kehidupan sehari-hari. Bisa dikatakan saya akan menceritakan pandangan hidup. Karakteristik diri dan aplikasi sikap/perilaku saya mengenai pemahaman diri di lingkungan sekitar. Setelah saya menerima materi pemahaman diri ini diawal semester yang lalu maka inilah materi yang membuat saya yang dahulunya merasa rendah diri sehingga tidak percaya diri menemui kembali kepercayaan diri tetapi tidak overconfidence.



Pembahasan
Memahami diri adalah mengenali karakter, potensi dan perilaku serta kebiasaan diri secara utuh. Selain dari itu kita juga harus memahami siapa diri kita, pencipta kita dan untuk apa kita hidup. Seperti diri saya ini yang mempunyai karakter pendiam dan itu juga menjadi kelemahan buat saya. Tetapi, saya ini sangat suka bekerja dalam sebuah tim dan itulah potensi yang saya punya. Lewat potensi itulah saya mengembangkan diri, karakter yang pendiam itu saya hilangkan secara perlahan melalui sebuah tim. Dalam tim itu saya berusaha untuk bertukar pikiran melalui sebuah percakapan sehingga memacu diri saya yang dahulu pendiam perlahan menjadi banyak bicara dalam sebuah tim.
“Untuk apa saya hidup?”, ini pertanyaan yang selalu saya tanyakan kepada diri saya ini. Tetapi setelah mengenali pencipta saya, saya sadar bahwa saya hidup ini tak lain buat orang-orang yang menyayangi dan mengasihi saya. Dengan itu saya merasa nyaman karena saya yakin bahwa orang yang menyayangi saya tidak akan membuat suasana hati saya terganggu, jikalau suasana hati terganggu atau tidak tenang, kita tidak akan bisa melakukan refleksi diri dan perunangan filosofis sehingga kita tidak dapat memahami diri kita.
Dalam melakukan refleksi diri ada beberapa langkah yang saya gunakan dan itu ada di modul OCB yaitu “melakukan perbaikan dan penyempurnaan”. Dalam melakukan perbaikan dan penyempurnaan diri saya selalu menggunakan unsur yang dinamakan teman. Dengan adanya teman, saya dapat melakukan perbaikan dan penyempurnaan diri saya selalu menggunakan unsur yang dinamakan teman. Dengan adanya teman, saya dapat melakukan perbaikan dan penyempurnaan diri walaupun saya tahu kalau di dunia ini tidak ada yang sempurna kecuali ALLAH AWT. Selain itu, dengan adanya teman saya bisa pahami orang yang tidak memahami saya, kenapa mereka tidak memahami saya dan apakah saya sudah cukup paham tentang mereka. Itu semua bisa terungkap dengan namanya “curhat”, alias curahan hati.
Manfaat memahami diri bagi saya sangat banyak. Seperti yang ada dalam modul OCB. “Man arofah Nafsahu Faqod arofah Robbahu”, barang siapa mengenal dirinya maka ia mengenal tuhannya. Karena setelah saya mengenal diri saya maka saya akan mau mengenal siapa yang menciptakan saya ini. Saya sangat mensyukuri segala bentuk apapun yang saya miliki karena pada hakikatnya segala sesuatu yang saya miliki/dapatkan dari Sang pencipta adalah hal yang positif tergantung dari sudut pandang mana saya memandangnya.
Salah satu yang saya miliki dan ingin saya pertahankan adalah sifat disiplin. Disiplin bagi saya adalah awal dari semua kesuksesan yang hendak kita miliki. Termasuk kesuksesan pemahaman diri. Selain disiplin, sabar dan positive thinking juga penunjang dalam kesuksesan pemahaman diri. Saya pernah mengalami ini, ketika UTS yang lalu semua nilai saya jatuh, itu semua disebabkan saya kurang belajar dikarenakan saya sakit. Sampai-sampai sewaktu ujian saja saya terlambat datang. Tapi dengan dapatnya nilai kecil itu tidak membuat saya langsung jatuh. Saya sabar dan selalu positive thinking menghadapi nilai-nilai yang buruk saya alami. Saya menganggap nilai itu sebagai cambuk untuk diri saya agar lebih giat belajar tetapi selalu ingat kesehatan serta membuat saya lebih sabar lagi menghadapi nilai-nilai itu. Kesabaran dan positive thinking inipun menimbulkan hasil bagi diri saya. Jujur dan sangat jujur, tadi (15 Januari 2009) saya ujian ekonomi pengantar dan Insya Allah saya yakin dapat nilai bagus. Inilah hasil dari kesabaran dan positive thinking yang saya lakukan sebagai penunjang kesuksesan pemahaman diri.
Setelah saya memahami diri saya ini walaupun belum seutuhnya saya memahami diri saya ini, tapi saya sudah mendapatkan indikasi hadirnya Self awareness (pemahaman diri) ini, yaitu saya mempunyai banyak teman. Karena saya dapat memahami orang yang tidak bisa memahami saya seperti yang telah saya katakan sebelumnya. Yang dulunya saya pendiam kini sudah mulai berani buka mulut dan saya selalu ingat bahwa tuhan selalu bersama saya serta mengetahui semua perbuatan yang saya lakukan termasuk menulis karya tulis ini. Oleh sebab itu saya mohon maaf apabila karya tulis ini tidak sesuai dengan yang dikehendaki karena inilah hasil karya tulis saya sendiri, tinggal dari sudut mana mbak memandangnya. Materinya pun saya dapatkan di kelas G dan diajarkan oleh dua orang dosen yang selalu sabar menghadapi tingkah laku mahasiswanya. Ucapan terimah kasih yang hanya bisa saya berikan untuk mereka berdua.

Kesimpulan
Pemahaman diri adalah awal dari kebijaksanaan serta akhir dri penderitaan, pemahaman diri tak bisa dibeli dari sebuah tokoh buku ataupun diukur dengan uang. Pemahaman diri juga tidak bisa diperoleh dengan menemui psikolog dan memeriksanya secara analitis. Pemahaman diri adalah benar-benar memahami secara langsung apa yang ada di dalam diri kita dan untuk di syukurinya karena itulah yang kita miliki/dapatkan, baik itu positif atau negatif tergantung dari sudut pandang mana kita memandangnya.

Saran
Pahamilah diri kita dahulu sebelum memahami diri orang lain dan pahamilah orang yang tidak memahami diri kita. Dengan adanya pemahaman diri terhadap diri kita akan menimbulkan sesuatu yang “dashyat” pula pada diri kita. Dengan kata lain mulailah dari sekarang untuk pahami diri kita. Insya Allah kita akan menemukan sesuatu yang hilang dari diri kita selama ini.

Rating: 5 

0 komentar :

Posting Komentar

tinggalkan jejak anda::::

Sekapur Sirih :::

Saya harus mengatakan bahwa isi blog ini mencerminkan pengetahuan dan kebijaksanaan kolektif.
Persis yang dikatakan oleh Goethe (
Johann Wolfgang von Goethe) dalam percakapannya dengan ilmuwan Swiss, Frederic Soret, Pada tanggal 17 Februari 1832 ::
"Siapakah saya ini? Apa yang telah saya lakukan? Saya telah mengumpulkan dan memanfaatkan segala sesuatu yang telah saya dengar dan saya alami. Karya saya telah disebarluaskan oleh ribuan orang yang berbeda-beda--> orang bijak dan bodoh, jenius dan dungu, tua dan muda. Mereka semua menawari saya keahlian dan cara hidup mereka masing-masing. Sering kali, saya ambil hasil-hasil yang dikembangkan orang lain. Karya saya adalah karya kolektif, dan membawa nama Goethe."