Tulisan ini saya buat ketika banyaknya persoalan yang datang, bukan hanya satu atau dua persoalan tetapi banyak sekali sehingga membuat saya harus menulis untuk menghilangkan kejengkelan saya ini.
Banyak sekali sebab-musabab yang memicu kejengkelan dalam hidup kita. Peristiwa itu bisa datang dari seorang pacar, sahabat (curhat, kuliah, kontrakan, kost, sahabat yang sudah kita anggap sabagai keluarga,etc.), tetangga, termasuk keluarga yaitu (maaf) bapak, ibu maupun mantan pacar bisa menjadi orang yang paling menjengkelkan bagi diri kita. Dosen yang selalu memberikan tugas juga bisa membuat anda jengkel. Sahabat yang hanya mau senang-senang aja bersama kita juga dapat membuat kita jengkel. Mantan pujaan hati yang semaunya yang mau selalu menang juga dapat membuat jengkel. Orang tua yang selalu menuntut lebih tanpa memberikan fasilitas juga dapat membuat jengkel diri kita ataupun barang yang dipinjam teman tidak dikembalikan juga dapat membuat kita jengkel. Pendek kata, banyak hal yang bisa membuat kita merasa jengkel.
Mengapa hidup ini terasa menjengkelkan ya??! Kgak nyaman! Menyebalkan! Merongrong emosi yang membuat diri kita bersahabat dengan setan!. Jawabannya, dari sisi orang/benda yang membuat kita jengkel, kejengkelan akan hilang begitu kita berhasil “menjnakkan” orang/benda yang menjengkelkan tersebut. Tetapi, bagaimana dari sisi kita sendiri?? Inilah akar masalahnya. Jika kita adalah pribadi yang sensitif jengkel alias berkarakter menjengkelkan, maka entah itu berhadapan dengan orang yang menjengkelkan atau tidak, kita niscaya akan cenderung jengkel. Jika pun kita berhasil “menjinakkan” orang yang menjengkelkan, tetapi kita gagal “menjinakkan” jiwa kita sendiri yang menjengkelkan, tetap saja kita akan merasa jengkel. Maka hari-hari kita akan selalu diselimuti oleh emosi dan diperkosa oleh rasa jengkel, sebal, muak, hopeless, dan stresssss!!!!!!
Bagi saya, kejengkelan berkembang biak bagai virus yamg mematikan di kedalaman jiwa dan pikiran kita. Untuk itu kita harus memahami dahulu hakikat kejengkelan, memahami hubungan antara emosi, hati, dan pikiran, memahami bahwa orang-orang yang menjengkelkan itu bisa saja suatu hari menjadi guru yang baik dalam kehidupan kita, dan memahami bagaimana melakukan metode olah terapi hati dan pikiran agar hidup kita tidak dicekam suasana menjengkelkan. Saya sendiri juga masih belajar memahami itu semua. Untuk itu saya sendiri tidak dapat berpanjang lebar memberikan pendapat untuk masalah ini. Salam Sukseessss….!!!!
Rating: 5
Banyak sekali sebab-musabab yang memicu kejengkelan dalam hidup kita. Peristiwa itu bisa datang dari seorang pacar, sahabat (curhat, kuliah, kontrakan, kost, sahabat yang sudah kita anggap sabagai keluarga,etc.), tetangga, termasuk keluarga yaitu (maaf) bapak, ibu maupun mantan pacar bisa menjadi orang yang paling menjengkelkan bagi diri kita. Dosen yang selalu memberikan tugas juga bisa membuat anda jengkel. Sahabat yang hanya mau senang-senang aja bersama kita juga dapat membuat kita jengkel. Mantan pujaan hati yang semaunya yang mau selalu menang juga dapat membuat jengkel. Orang tua yang selalu menuntut lebih tanpa memberikan fasilitas juga dapat membuat jengkel diri kita ataupun barang yang dipinjam teman tidak dikembalikan juga dapat membuat kita jengkel. Pendek kata, banyak hal yang bisa membuat kita merasa jengkel.
Mengapa hidup ini terasa menjengkelkan ya??! Kgak nyaman! Menyebalkan! Merongrong emosi yang membuat diri kita bersahabat dengan setan!. Jawabannya, dari sisi orang/benda yang membuat kita jengkel, kejengkelan akan hilang begitu kita berhasil “menjnakkan” orang/benda yang menjengkelkan tersebut. Tetapi, bagaimana dari sisi kita sendiri?? Inilah akar masalahnya. Jika kita adalah pribadi yang sensitif jengkel alias berkarakter menjengkelkan, maka entah itu berhadapan dengan orang yang menjengkelkan atau tidak, kita niscaya akan cenderung jengkel. Jika pun kita berhasil “menjinakkan” orang yang menjengkelkan, tetapi kita gagal “menjinakkan” jiwa kita sendiri yang menjengkelkan, tetap saja kita akan merasa jengkel. Maka hari-hari kita akan selalu diselimuti oleh emosi dan diperkosa oleh rasa jengkel, sebal, muak, hopeless, dan stresssss!!!!!!
Bagi saya, kejengkelan berkembang biak bagai virus yamg mematikan di kedalaman jiwa dan pikiran kita. Untuk itu kita harus memahami dahulu hakikat kejengkelan, memahami hubungan antara emosi, hati, dan pikiran, memahami bahwa orang-orang yang menjengkelkan itu bisa saja suatu hari menjadi guru yang baik dalam kehidupan kita, dan memahami bagaimana melakukan metode olah terapi hati dan pikiran agar hidup kita tidak dicekam suasana menjengkelkan. Saya sendiri juga masih belajar memahami itu semua. Untuk itu saya sendiri tidak dapat berpanjang lebar memberikan pendapat untuk masalah ini. Salam Sukseessss….!!!!
Rating: 5
0 komentar :
Posting Komentar
tinggalkan jejak anda::::