Senin, 06 September 2010

Mungkin saiaa,,anda ataupun mereka yang merasakannya...

Penasaran dengan apa yang saiia rasakan sekarang,,sedih,,senang,,cinta dan keinginan tahuan saiia terhadap anda...saiaa mencari-cari dan akhirnya mendapatkanlah suatu cerita motivasi yang bisa saiaa renungkanlah lagi dikamar sunyi ini. Saiaa mengharapkan anda membaca ini dan merasakan apa yang saiaa rasakan terhadap anda..
membohongi diri sendiri lebih baik untuk orang lain,,,itu yang selalu tertanam di diri ini. Yang tertanam akan tumbuh dan semakin besar sehingga berbuah pada akhirnya...Pada akhirnya dapat ditarik suatu kesimpulan kalau keadaan dan waktu la yang bermain di jiwa ini.





Di suatu masa, tersebutlah suatu pulau dimana semua bentuk perasaan tinggal.
Kesenangan, Kesedihan, Keingin-tahuan, dan juga berbagai jenis perasaan,
termasuk rasa Cinta.

Suatu hari, tersebar berita bahwa pulau tersebut mulai tenggelam, sehingga
setiap Perasaan mempersiapkan perahunya masing-masing untuk meninggalkan
Pulau.
Hanya Cinta yang tinggal, Cinta ingin menikmati keberadaaannya di Pulau sampai
saat terakhir.

Ketika Pulau tersebut hampir tenggelam, Cinta baru memutuskan untuk meminta
pertolongan.

Pertama, perahu dari Rasa Kecukupan melewati Cinta.

Cinta berkata : "Kecukupan, bisakah engkau membawaku bersamamu"

Kecukupan menjawab : "Tidak, perahuku terisi penuh emas, perak dan permata,
tidak ada tempat buatmu"

Lantas Cinta memutuskan untuk bertanya pada Kesombongan; "Kesombongan, mohon
tolong aku !"

Kesombongan di perahunya yang cantik menjawab "Tidak bisa, engkau basah kuyup,
engkau akan mengotori dan merusak perahuku nan Cantik !"

Kemudian Kesedihan melintas; "Kesedihan, bolehkah aku pergi bersamamu ?" dan
Kesedihan pun menjawab "Oh...Cinta, aku begitu sedih, aku perlu sendirian...
."

Perahu Kesenangan pun melintas, tetapi ia demikian senangnya sampai tak
mendengar Cinta memanggil !"

Tiba-tiba, ketika Cinta hampir putus asa, terdengarlah suara "Marilah
Cinta....engkau ikut bersamaku". Ia adalah salah satu tetua di Pulau Perasaan.

Cinta merasa sangat bersyukur dan gembira, sampai-sampai ia lupa menanyakan
siapakah nama tetua itu. Ketika mereka sampai di daratan, sang tetua pun pergi
berlalu.

Cinta, menyadari betapa ia berhutang budi pada sang tetua, lantas bertanya
kepada tetua yang lain, yaitu Keingin-tahuan : "Siapa kah kiranya yang telah
menolongku ?"

"Dia adalah sang Waktu" jawab Keingin-tahuan.

"Sang Waktu ? Mengapa ia menolongku ?" tanya Cinta.

Keingin-tahuan tersenyum yang memancarkan kebijaksanaan yg dalam, ia menjawab
"
"Sebab bukanlah Kecukupan harta atau Kesombongan rupa. Tidak pula Kesedihan
terdalam atau pun Kesenangan tertinggi. Melainkan hanya sang Waktu yang bisa
mengerti dan mengukur betapa besarnya arti sebuah Cinta"

Rating: 5

0 komentar :

Posting Komentar

tinggalkan jejak anda::::

Sekapur Sirih :::

Saya harus mengatakan bahwa isi blog ini mencerminkan pengetahuan dan kebijaksanaan kolektif.
Persis yang dikatakan oleh Goethe (
Johann Wolfgang von Goethe) dalam percakapannya dengan ilmuwan Swiss, Frederic Soret, Pada tanggal 17 Februari 1832 ::
"Siapakah saya ini? Apa yang telah saya lakukan? Saya telah mengumpulkan dan memanfaatkan segala sesuatu yang telah saya dengar dan saya alami. Karya saya telah disebarluaskan oleh ribuan orang yang berbeda-beda--> orang bijak dan bodoh, jenius dan dungu, tua dan muda. Mereka semua menawari saya keahlian dan cara hidup mereka masing-masing. Sering kali, saya ambil hasil-hasil yang dikembangkan orang lain. Karya saya adalah karya kolektif, dan membawa nama Goethe."