Minggu, 20 Februari 2011

Haji Muhammad Soeharto Mawar Merah yang Berduri


     Haji muhamad soeharto nama yang mungkin tidak asing lagi ditelinga kita, sosok pemimpin yang penuh kontroversial. Dengan masa kepemimpinan selama 32 tahun dia melakukan beberapa hal yang mengundang pro dan kontra contohnya kasus malari, G30S/PKI,dll. Terlepas dari itu semua mungkin saya akan menjelaskan sedikit tentang biografi soeharto sebelum kita akan memulai pembahasan kita kali ini, haji muhamad soeharto anak dari pasangan kertusudiro dan sukirah kelahiran Kemusuk, Argomulyo, Godean, 1 juni 1921.  Soeharto menikah dengan Siti Hartinah (Ibu Tien Soeharto) dan dikaruniai enam anak, yaitu Siti Hardijanti Rukmana (Tutut), Sigit Harjojudanto, Bambang Trihatmodjo, Siti Hediati Hariyadi (Titiek), Hutomo Mandala Putra (Tommy), dan Siti Hutami Endang Adiningsih (Mamiek). Sebelum menjadi presiden, Soeharto adalah pemimpin militer pada masa pendudukan Jepang dan Belanda, dengan pangkat terakhir Mayor Jenderal. Setelah Gerakan 30 September, Soeharto menyatakan bahwa PKI adalah pihak yang bertanggung jawab dan memimpin operasi untuk menumpasnya. Operasi ini menewaskan lebih dari 500.000 jiwa.



     Soeharto kemudian mengambil alih kekuasaan dari Soekarno, dan resmi menjadi presiden pada tahun 1968. Ia dipilih kembali oleh MPR pada tahun 1973, 1978, 1983, 1988, 1993, dan 1998. Pada tahun 1998, masa jabatannya berakhir setelah mengundurkan diri pada tanggal 21 Mei tahun tersebut, menyusul terjadinya Kerusuhan Mei 1998 dan pendudukan gedung DPR/MPR oleh ribuan mahasiswa. Ia merupakan orang Indonesia terlama dalam jabatannya sebagai presiden. Soeharto digantikan oleh B.J. Habibie.
     Di balik tindakan soeharto yang mengundang pro dan kontra, soeharto merupakan sosok yang dapat menjalankan pemerintahan dengan baik dimana ia di ibaratkan adalah Hayam Wuruk. Hayam Wuruk dahulu telah menyumbang persatuan Indonesia, dan kenyataan sekarang pun Soeharto juga pemersatu bangsa Indonesia. Bila Soekarno berorientasi memperluas wilayah Indonesia dengan Papua Barat dan Malaysia tapi di dalam dia dirongrong perpecahan wilayah yang ingin memerdekakan wilayahnya, Soeharto justru bisa meredam perpecahan di Indonesia dan memelihara keutuhan persatuan Indonesia. Itulah jasa utama seorang Soeharto yang tidak dilihat oleh orang lain.
Peninggalan berharga Soeharto ?
     Banyak sekali peninggalan berharga dari presiden soeharto yang dapat menjadi pelajaran kedepannya sehingga dapat menjadi pelajaran bagi bangsa kita. Pada pembahasan kali ini saya akan membahas tentang kebijakan-kebijakan beliau yang penuh kontoversi di mana saya akan menyempitkan yang akan kita bahas menjadi kebijakan beliau di bidang politik serta di bidang ekonomi di mana pada dua sector ini soeharto banyak membuat kebijakan-kebiajakn yang berbau politik kotor dan mengatas namakan golongan.
Di bidang ekonomi
     Peninggalan Soeharto masih diperdebatkan sampai saat ini. Dalam masa kekuasaannya, yang disebut Orde Baru, Soeharto membangun negara yang stabil dan mencapai kemajuan ekonomi dan infrastruktur. Suharto juga membatasi kebebasan warganegara Indonesia keturunan Tionghoa, menduduki Timor Timur, dan dianggap sebagai rejim paling korupsi sepanjang masa dengan jumlah US$15 milyar sampai US$35 milyar. Usaha untuk mengadili Soeharto gagal karena kesehatannya yang memburuk. Setelah menderita sakit berkepanjangan, ia meninggal karena kegagalan organ multifungsi di Jakarta pada tanggal 27 Januari 2008. Pada masa pemerintahannya, Presiden Soeharto menetapkan pertumbuhan ekonomi sebagai pokok tugas dan tujuan pemerintah. Dia mengangkat banyak teknokrat dan ahli ekonomi yang sebelumnya bertentangan dengan Presiden Soekarno yang cenderung bersifat sosialis. Teknokrat-teknokrat yang umumnya berpendidikan barat dan liberal (Amerika Serikat) diangkat adalah lulusan Berkeley sehingga mereka lebih dikenal di dalam klik ekonomi sebagai Mafia Berkeley di kalangan Ekonomi, Industri dan Keuangan Indonesia. Sehingga secara tidak langsung kita mengubah haluan ekonomi kita menjadi kapitalisme di mana konsep ekonom kita sendiri adalah ekonomi Pancasila .
     Pada masanya, Indonesia mendapatkan bantuan ekonomi dan keuangan dari negara-negara donor (negara-negara maju) yang tergabung dalan IGGI yang diseponsori oleh pemerintah Belanda. Namun pada tahun 1992, IGGI dihentikan oleh pemerintah Indonesia karena dianggap turut campur dalam urusan dalam negeri Indonesia, khususnya dalam kasus Timor Timur pasca Insiden Dili. Peran IGGI ini digantikan oleh lembaga donor CGI yang disponsori Perancis. Selain itu, Indonesia mendapat bantuan dari lembaga internasional lainnya yang berada dibawah PBB seperti UNICEF, UNESCO dan WHO. Namun sayangnya, kegagalan manajemen ekonomi yang mementingkan pertumbuhan dan pengelolaan ekonomi pada segelintir kalangan serta buruknya manajemen ekonomi perdagangan industri dan keuangan (EKUIN) pemerintah, hal ini pun di perparah dengan banyaknya korupsi yang di lakukan oleh Soeharto beserta kroni- kroninya membuat Indonesia akhirnya bergantung pada donor Internasional terutama paska Krisis 1997. Dalam bidang ekonomi juga, tercatat Indonesia mengalami swasembada beras pada tahun 1984. Namun prestasi itu ternyata tidak dapat dipertahankan pada tahun-tahun berikutnya. Kemudian kemajuan ekonomi Indonesia saat itu dianggap sangat signifikan sehingga Indonesia sempat dimasukkan dalam negara yang mendekati negara-negara Industri Baru bersama dengan Malaysia, Filipina dan Thailand, selain Singapura, Republik Cina, dan Korea Selatan.
Di bidang politik
     Di bidang politik, Presiden Soeharto melakukan penyatuan partai-partai politik sehingga pada masa itu dikenal tiga partai politik yakni Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Golongan Karya (Golkar) dan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) dalam upayanya menyederhanakan kehidupan berpolitik di Indonesia sebagai akibat dari politik masa presiden Soekarno yang menggunakan sistem multipartai yang berakibat pada jatuh bangunnya kabinet dan dianggap penyebab mandeknya pembangunan. Kemudian dikeluarkannnya UU Politik dan Asas tunggal Pancasila yang mewarnai kehidupan politik saat itu. Namun dalam perjalanannya, terjadi ketimpangan dalam kehidupan politik di mana muncullah istilah "mayoritas tunggal" di mana GOLKAR dijadikan partai utama dan mengebirikan dua parpol lainnya dalam setiap penyelenggaraan PEMILU. Berbagai ketidakpuasan muncul, namun dapat diredam oleh sistem pada masa itu.
     Seiring dengan naiknya taraf pendidikan pada masa pemerintahannya karena pertumbuhan ekonomi, muncullah berbagai kritik dan ketidakpuasan atas ketimpangan ketimpangan dalam pembangunan. Kesenjangan ekonomi, sosial dan politik memunculkan kalangan yang tidak puas dan menuntut perbaikan. Kemudian pada masa pemerintahannya, tercatat muncul peristiwa kekerasan di masyarakat yang umumnya sarat kepentingan politik, selain memang karena ketidakpuasan dari masyarakat. Tercatat beberapa kasus seperti peristiwa embantaian Tanjung Priok (1984), Tragedi Haur Koneng di Majalengka (1993), Talangsari Lampung (1989), DOM Aceh (1989-1999), pemberlakuan asas tunggal, kontrol terhadap para mubaligh, kasus penculikan aktivis, kasus penembakan misterius, peristiwa malari, banyaknya tapol dan banyak peristiwa lainya.
     Pada masa awal pemerintahan soeharto, soeharto menerapkan system politik yang sistematis serta berpihak kepada rakyat di mana semua kebijakan menuju kepada pembangunan di sector kerakyatan yang tertuang pada konsep REpelita. Akan tetapi pada beberapa dekade akhir soeharto banyak melakukan kebijakn-kebijakan yang di domplengi oleh kepentingan individu serta kelompok. Di mana soeharto mendapat tekanan dari bawah yang kemudian memaksa dia untuk menggunakan kekuasaan untuk mengatasi tekanan.

Konsep Kepemimpinan Soeharto  menurut kepemimpinan islam.
     Presiden soeharto memiliki pandangan tersendiri tentang kepemimpinan di mana dia  memiliki asas kepemimpinan Hasta Brata (delapan laku kepemimpinan). Asas kepemimpinan ini sendiri merupakan berdasarkan adat istiadat masyarakat  jawa. Delapan laku tersebut antara lain:
Ø Lir Surya (matahari)Dengan lambang ini diharapkan seorang pemimpin dapat berfungsi seperti matahari bagi yang dipimpin. Dapat memberi semangat, memberi kekuatan dan daya hidup bagi orang-orang yang dipimpinnya.

Ø Lir Candra (bulan)Dengan lambang ini seorang pemimpin hadaknya berfungsi sebagai bulan, yakni membuat senang bagi anggotanya dan memberi terang pada waktu gelap. Ketika dalam keadaan sulit, Sang pemimpin mampu tampil untuk memberi jalan terang atau jalan keluar dari kesulitan.
Ø Lir Kartika (bintang)Bintang adalah sebagai pedoman bagi pelaut atau pengarung samudra. Dengan lambang ini pemimpin handaknya berteguh iman takwa, memiliki teguh pendirian sehingga menjadi pedoman dan panutan bagi rakyatnya yang mungkin kehilagan arah.
Ø Lir Samirana (angin)Dengan lambang ini, diharapkan seorang pemimpin bersifat seperti angin, teliti, tidak mudah dihasut. Dia harus “manjing ajur ajer” bergaul dengan rakyat lapisan manapun, guna mencari masukan untuk menetapakan kebijakan dan keputusan.
Ø Lir Mega mendung (awan hujan)Mendung memberi kesan menakutkan, tapi apabila hujan turun akan bermanfaat bagi bumi. Dengan lambang ini, pemimpin diharapkan dapat tampil berwibawa, namun keputusan dan kebijakan yang diambilnya hemdaknya bermanfaat bagi yang dipimpinnya.
Ø Lir Dahana (api)Dengan lambang ini, diharapkan seorang pemimpin tegas dan keras seperti api dalam menegakkan disiplin dan keadilan.

Ø Lir Samudra (laut atau samudra)Dengan lambang ini, diharapkan pemimpin berwawasan luas, sanggup menerima dan mendengar persoalan, menyeringnya dan membuat suasana menjadi jernih kembali tanpa ada rasa dendam.

Ø Lir Bantala (bumi)Dengan lambang ini, diharapkan pemimpin tidak hanya mau berada diatas, tetapi juga bersedia dibawah. Sang pemimpin seolah-olah menjadi tempat pijakan, sentosa budinya, jujur dan murah hati bagi anak buahnya.
     Dari konsep yang ditawarkan soeharto, ia merupakan seorang pemimpin yang memiliki kedisplinan yang tinggi serta etos kerja yang baik. Di mana dia di didik oleh system militer sehingga dia memiliki sifat yang tegas, lugas, dan berani dalam mengambil tindakan. Selain itu dia memiliki sifat keberpihakan terhadap rakyat yang tinggi sesuai dengan basicnya yang merupakan sosok yang berasal dari kalangan biasa saja bukan dari kalangan bangsawan kaya. Akan tetapi baiknya konsep yang kepemimpinan yang di miliki soeharto agak kurang berimbang karena dia tidak memiliki landasan agama yang kuat, sehingga konsep yang di bangunnya hanya berasaskan kepada kekuatan semata. Jadi konsep kepemimpinan sebenarnya dari kepemimpinan soeharto merupakan kepemimpinan yang bersifat otoriter yang di kemas dengan baik dan indah. Banyak dari kebijakan yang di buatnya kadang tidak sesuai dengan syariah islam bahkan terkesan memojokan umat islam akan tetapi hal ini berubah ketika mendekati masa karirnya.
     Sedangkan islam sendiri memandang setiap manusia adalah pemimpin dan pasti akan dimintai pertanggungjawabannya oleh Si Pemberi Amanah, yaitu Allah SWT. Perbedaannya hanya terletak pada komunitas, kwantitas, kwalitas, wilayah cakupan, dan tentu saja symbol-simbol kepemimpinan. Ada tiga istilah sebagai landasan kepemimpinan dalam paradigma Islam. Pertama, dalam Al-Qur’an istilah pemimpin disebut Al-Imâm (Jamaknya : A-immah). Kata ini bersal dari amma – ya’umm – amman- wa Imâman. Artinya, pemimpin sebagai pemegang amanat, baik dari Allah maupun dari manusia, yang harus dipertanggungjawabkan. [Lihat QS. Al-Anfâl : 27]. Kedua, pemimpin sebagai Khalîfah (Jamaknya : Khulafâ , Khalâif). Khalifah berarti penguasa, pengganti, wakil, atau mandataris. Juga berarti Khalfun (dari kata khalafa – yakhlifu) yang berarti belakang, sehingga pemimpin harus bersikap “tutwuri handayani”, mengikuti dan mendorong aspirasi umat, selain sebagai Imâm yang harus berada di depan memberi teladan. Ketiga, pemimpin sebagai Râ-in (penggembala). Kata ini berasal dari ra’â – yar’â –ra’yan – ri’âyatan – wa mar’an. Ini antara lain memiliki arti “perhatian” (ri’âyatan) dan juga berarti “tempat gembalaan” (mar’an), sehingga seorang pemimpin harus mempunyai perhatian sampai kepada tempat dan kondisi yang dipimpinnya.
Adapun kriteria pemimpin ideal menurut Al-Qur’an[lihat antara lain QS. As-Sajdah : 24 dan Al-Anbiyâ : 73] adalah :
1- Pemimpin yang memberi petunjuk berdasarkan perintah Allah, artinya pemimpin yang menegakkan amar ma’rûf nahî munkar.
2- Pemimpin yang bersikap sabar
3- Pemimpin yang meyakini kebenaran ayat-ayat Allah (ayat-ayat mikro dan makro, ayat-ayat qur’aniyah maupun kawniyyah).
4- Memiliki semangat reformasi (Ishlaâh) dan selalu berupaya untuk berbuat baik (fi’la al-khayrât), punya visi dan misi dalam membungan rakyat.
     5- Memiliki kesadaran vertikal-transendental dengan selalu bertaqarrub kepada Allah, sebagaimana yang   dilakukan oleh para Khulafa al-râsyidîn.
     Dari konsep yang ditawarkan islam ini soeharto hanya bisa menjadi seorang pemimpin yang bisa memenuhi keinginan rakyat sekaligus mengekang keinginan rakyat itu sendiri. Di mana kebijakan yang di lakukan soeharto tidak berasaskan moral dan agama sehingga banyak sekali terjadi peristiwa berdarah. Di mana terjadi konflik antara kebijakan dan keinginan masyrakat yang menentangnya.
Kesimpulan
     Dari sedikit kajian ini kita dapat mengetahui bahwa sebenarnya dari konsep kepemimpinan soeharto, soeharto hanya berorientasi kepada kekuasaan di mana  dengan perspektif hitamnya Soeharto hanya terletak pada demokrasi yang dikebiri, tetapi memberi makan rakyatnya dengan baik. Sekilas apa yang dilakukan Soeharto dengan konsep stabilitas politik dan ekonomi pembangunannya bisa memberikan secercah harapan bagi kesejahteraan bangsa Indonesia. Namun di balik itu semua, terjadi kebobrokan moral yang sangat menyedihkan sehingga banyak dari kita yang hak individunya di rampas demi melanggengkan kekuasaan. Ini semua akibat kurangnya pemahaman agama serta pengaplikasian konsep kepemimpinan yang salah. Mungkin kita dapat mengambil hikmah dari penjelasan ini di mana konsep kepemimpinan yang di dasarkan atas syariah agama bisa memberikan solusi yang lebih baik dengan gaya kepemimpinan yang ideal.
Penutup
     Demikian lah karya tulis ini saya buat, saya mengakui di dalam karya tulis ini terdapat banyak kekurangan, termasuk kajian dari beberapa aspek yang tidak saya cantumkan.demikian lah dengan ini saya minta maaf apabila ada kesalaha dan kepada tuhansaya mohon ampun.

Daftar Pustaka
http://derapkaki.multiply.com
http://www.fathurin-zen.com/?p=60
http://ranfairisy.blogspot.com/2008/12/hitam-putih-soeharto.html
http://fospi.wordpress.com/2007/11/09/islam-dan-kepemimpinan-politik/

Rating: 5 

0 komentar :

Posting Komentar

tinggalkan jejak anda::::

Sekapur Sirih :::

Saya harus mengatakan bahwa isi blog ini mencerminkan pengetahuan dan kebijaksanaan kolektif.
Persis yang dikatakan oleh Goethe (
Johann Wolfgang von Goethe) dalam percakapannya dengan ilmuwan Swiss, Frederic Soret, Pada tanggal 17 Februari 1832 ::
"Siapakah saya ini? Apa yang telah saya lakukan? Saya telah mengumpulkan dan memanfaatkan segala sesuatu yang telah saya dengar dan saya alami. Karya saya telah disebarluaskan oleh ribuan orang yang berbeda-beda--> orang bijak dan bodoh, jenius dan dungu, tua dan muda. Mereka semua menawari saya keahlian dan cara hidup mereka masing-masing. Sering kali, saya ambil hasil-hasil yang dikembangkan orang lain. Karya saya adalah karya kolektif, dan membawa nama Goethe."