GAMBARAN UMUM PROSES AUDIT
Prosedur atau proses audit sangat lah penting bagi sebuah perusahaan, sebab banyak kegagalan audit disebabkan oleh tidak dilakukannya proses audit itu sendiri. Pada bab ini saya mencoba meresume gambaran umum proses audit. Patut kita ketahui Tujuan menyeluruh dari suatu audit laporan keuangan adalah untuk menyatakan pendapat apakah laporan keuangan klien telah menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP). Proses diagnostic untuk membuat pertimbangan tentang akun yang mungkin mengandung salah saji yang material serta memperoleh bukti tentang penyajian yang wajar dalam laporan keuangan melibatkan sejumlah langkah. Ada tujuh langkah pokok yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan audit laporan keuangan :
1. Memperoleh pemahaman tentang bisnis dan industri
2. Mengidentifikasi asersi laporan keuangan yang relevan
3. Membuat keputusan tentang jumlah yang material bagi para pengguna laporan keuangan
4. Membuat keputusan tentang komponen risiko audit
5. Memperoleh bukti melalui prosedur audit, termasuk prosedur untuk memahami pengendalian intern, melaksanakan pengujian pengendalian, dan melaksanakan pengujian substantive
6. Menetapkan bagaimana menggunakan bukti untuk mendukung suatu pendapat audit, komunikasi kepada klien lain, serta jasa bernilai tambah
7. Mengkomunikasikan temuan-temuan
1. PENGETAHUAN TENTANG BISNIS DAN INDUSTRI
1.1 Mengembangkan Harapan atas Laporan Keuangan
Mengembangkan harapan atas laporan keuangan (developing expectations of financial statements) melibatkan penggunaan pengetahuan tentang kinerja bisnis untuk mengembangkan harapan atas jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Pengetahuan atas kecenderungan bisnis merupakan hal yang penting untuk menilai kelayakan kegiatan operasi, keuangan, dan investasi organisasi.
1.2 Pengaruh Industri terhadap Sistem Informasi
Pemahaman atas bisnis dan industri akan membantu seorang auditor memahami masalah-masalah sistem informasi yang penting bagi seorang klien. Auditor harus senantiasa melakukan pendekatan audit dengan pemahaman praktik terbaik dalam industri terbaik. Selanjutnya, auditor harus memahami implikasi pekerjaan audit apabila sistem informasi dan pengendalian intern perusahaan berbeda dari praktik industri pada umumnya.
1.3 Mengevaluasi Kelayakan Estimasi Akuntansi
Pengetahuan tentang bisnis dan industri akan membantu auditor dalam mengevaliasi kelayakan akuntansi serta representasi manajemen. Akan sulit sekali untuk mengevaliasi aspek laporan keuangan yang lebih bersifat subjektif tanpa memahami penggerak ekonomi yang mendasari perusahaan. Pemahaman auditor tentang praktik bisnis dan tekanan persaingan dalam industri akan menjadi dasar untuk menilai kelayakan penyajian klien dan membuat pertimbangan professional yang bermutu tinggi atas laporan keuangan. SAS 61, Communication with Audit Committees, menghendaki auditor untuk mendiskusikan pertimbangan-pertimbangan dan estimasi akuntansi yang signifikan dengan komite audit.
1.4 GAAP untuk Industri Spesifik
Terdapat banyak aspek kunci dalam GAAP yang digunakan secara khusus untuk industri tertentu. Banyak industri yang memiliki pedoman akuntansi dan audit yang spesifik, serta terdapat praktek akuntansi yang lazim lainnya bagi industri tertentu. Para CPA harus memiliki keahlian dalam memahami prinsip-prinsip akuntansi spesifik yang berlaku pada bisnis dan industri yang berbeda.
1.5 Dasar untuk Jasa Bernilai Tambah Lainnya
Beberapa anggota tim audit biasanya memiliki pengalaman yang signifikan dalam serta memahami sumber daya dan proses inti yang diperlukan agar perusahaan dapat bersaing secara efektif dalam industri. Pemahaman ini sangat membantu dalam menilai kelayakan laporan keuangan. Selain itu, pengetahuan ini juga membuat CPA mampu memberikan bantuan yang bernilai bagi manajemen dan dewan direksi.
2.ASERSI MANAJEMEN
2.1 Keberadaan atau Keterjadian
Asersi tentang keberadaan atau keterjadian berkaitan dengan apakah aktiva atau kewajiban entitas memang benar-benar ada pada tanggal tertentu dan apakah transaksi yang dicatat benar-benar telah terjadi selama periode tersebut..
2.2 Kelengkapan
Asersi mengenai kelengkapan berkaitan dengan apakah semua transaksi dan akun yang harus disajikan dalam laporan keuangan benar-benar telah dicantumkan.
2.3 Hak dan Kewajiban
Asersi mengenai hak dan kewajiban berkaitan dengan apakah aktiva telah menjadi hak entitas dan hutang memeng telah menjadi kewajiban entitas pada suatu tanggal tertentu.
2.4 Penilaian atau Alokasi
Asersi mengenai penialian atau alokasi berkaitan dengan apakah komponen aktiva, kewajiban, pendapatan, dan beban telah dicantumkan dalam laporan keuangan dengan jumlah yang semestinya.
2.5 Penyajian dan Pengungkapan
Asersi mengenai penyajian dan pengungkapan berkaitan dengan apakah komponen tertentu laporan keuangan telah digolongkan, diuraikan, dan diungkapkan sebagaimana mestinya.
3. MATERIALITAS
Peryataan konsep FASB No 2 mendefinisikan materialitas sebagi besarnya pengabaian atau salah saji informasi akuntansi yang dalam kaitannya dengan kondisi disekitarnya, akan memungkinkan perimbangan pihak yang berkepentingan yang mengandalkan informasi tersebut akan berubah atau terpengaruh oleh pengabaian atau salah saji tersebut.
Materialitas merupakan konsep penting yang akan menjadi pedoman auditor dalam penetapan lingkup pekerjaan audit untuk menemukan pengabaian atau salah saji yang secara bersama-sama berpotensi mencapai suatu jumlah yang akan mempengaruhi para pengguna laporam keuangan.
Konsep materialitas ini juga menjadi pedoman auditor ketika mengevaluasi temuan audit. Setelah para auditor mengumpulkan bukti audit, mereka harus segera menilai signifikansi temuan audit. Apabila digunakan teknik penarikan sample, auditor harus memproyeksikan salah saji yang diketahuinya dalam sample pada populasi secara keseluruhan. Salah saji yang diproyeksikan ini kemudian harus dievaluasi untuk menentukan apakah menurut pertimbangan auditor hal tersebut akan mempengaruhi pengguna laporan keuangan yang berkepentingan.
4. RISIKO AUDIT
4.1 Komponen Risiko Audit
1. Risiko bawaan
Risiko bawaan adalah kerentanan suatu asersi terhadap kemungkinan salah saji yang material, dengan asumsi tidak terdapat pengendalian internal yang terkait.
2. Risiko Pengendalian
Risiko pengendalian adalah risiko terjadinya salah saji yang material dalam suatu asersi yang tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh struktur pengendalian intern entitas.
3. Risiko Deteksi
Risiko deteksi adalah risiko yang timbul karena auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material yang terdapat dalam suatu asersi.
4.2 Model Risiko Audit
AR = IR x CR x DR
Dimana :
AR : Risiko audit (Audit Risk)
IR : Risiko bawaan (Inherent Risk)
CR : Risiko pengendalian (Control Risk)
DR : Risiko deteksi (Detection Risk)
5. BUKTI AUDIT
5.1 Kecukupan Bukti Audit
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertimbangan auditor atas kecukupan meliputi :
a. Materialitas dan risiko
b. Faktor-faktor ekonomi
c. Ukuran dan karakteristik populasi
5.2 Kompetensi Bukti Audit
Kompetensi informasi penguat bergantung pada banyak faktor. Pertimbagan yang telah diterapkan secara luas dalam auditing adalah :
a. Relevansi
b. Sumber
c. Ketepatan waktu
d. Objektivitas
5.3 Pengklasifikasian Prosedur Audit
Prosedur audit biasanya diklasifikasikan menurut tujuan audit dalam kategori sebagi berikut :
a. Prosedur untuk memperoleh pemahaman
b. Pengujian pengendalian
c. Pengujian substantive
5.4 Evaluasi Bukti Audit yang Diperoleh
Secara bersamaan, ketiga kategori prosedur audit tersebut harus memungkinkan auditor memperoleh bukti audit yang diperlukanuntuk memenuhi standar ketiga pekerjaan lapangan. Menurut standar ketiga pekerjan lapangan, auditor tidak diharapkan atau tidak diharuskan memiliki dasar yang absolute, pasti, atau berjaminan atas pendapat yang diberikan. Persratan dasar yang memadai berkaitan dengan tingkat keyakinan meneluruh yang diperlukan oleh auditor pada kesimpulan audit untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan.
Hubungan antara Risiko Audit dan Bukti Audit
Auditor telah menetapkan bahwa pengendalian intern entitas atas penilaian dalam siklus pembelian adalah cukup kuat. Akibatnya, auditor dapat menerima tingkat risiko deteksi yang lebih tinggi serta membatasi lingkup pelaksanaan pengujian terinci untuk melakukan verifikasi penilaian aset yang tetap berkaitan dengan biaya perolehan. Sebagai kemungkinan lain, apabila auditor menetapkan bahwa risiko pengendalian adalah tinggi untuk asersi ini, maka auditor akan menetapkan risiko deteksi pada tingkat yang cukup rendah guna mendapatkan keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji yang material.
6.PERTIMBANGAN JASA BERNILAI TAMBAH
6.1 Tolok Ukur Kinerja Perusahaan dan Pengukuran Kinerja
Para CPA memiliki keterampilan analitis yang baik dan sangat mahir dalam membandingkan perusahaan berdasarkan profitabilitas, kemampuan untuk menghasilkan dana segar, panjangnya siklus operasi, likuiditas, dan solvensi. Selain itu, para CPA juga dapat menggunakan pengetahuannya tentang faktor kompetitif yang penting untuk memastikan bahwa sistem informasi perusahaan memberikan focus bagi manajeman perusahaan tentang masalah-masalah manajemen bisnis yang penting.
6.2 Perencanaan Bisnis
Salah satu produk sampingan dari tolok ukur kinerja bisnis adalah pengembangan rencana bisnis yang menempatkan perusahaan pada jalur kinerja yang meningkat. CPA sering kali membantu manajemen dengan cara melakukan review rencana bisnis dan memberikan saran tentang bagaimana rencana bisnis dapat ditingkatkan.
6.3 Pengukuran Risiko
Pengukuran risiko merupakan jasa bernilai tambah yang penting dimana auditor sering memiliki pengetahuan khusus tentang industri. Langkah penting dalam mengelola risiko adalah mengidentifikasi risiko. Kemudian perusahaan dapat menggolongkan risiko-risiko tersebut menjadi risiko yang memiliki kemungkinan besar atau kecil untuk terjadi. Selanjutnya, CPA dapat memberikan saran bagi manajemen tentang bagaimana mengelola risiko yang sangat mungkin terjadi.
6.4 Penilaian Bisnis
Penilaian bisnis dan upaya membantu manajemen memahami faktor-faktor kunci yang dapat mendorong nilai perusahaan merupakan jasa bernilai tambah yang penting. Bisnis sering kali dinilai dengan menggunakan kombinasi dari tiga metode, yaitu :
a. Nilai pasar dari aktiva bersih
b. Arus kas yang didiskontokan
c. harga laba berganda
6.5 Rancangan dan Keandalan Sistem Informasi
Para auditor sangat mahir dalam mengevaluasi sistem pengendalian intern dan sistem informasi perusahaan. Melalui evaluasi tersebut, auditor dapat memberikan saran untuk meningkatkan keandalan sistem informasi yang digunakan untuk membuat keputusan bisnis.
7. MENGKOMUNIKASIKAN TEMUAN-TEMUAN
7.1 Laporan Auditor atas Laporan Keuangan
Standar pelaporan keempat dari standar auditing yang berlaku umum (GAAS) menyatakan bahwa auditor akan menerbitkan sebuah laporan yang memuat pernyataan pendapat tentang laporan keuangan secara menyeluruh, atau menyatakan bahwa tidak dapat memberikan pendapat atas laporan keuangan.
7.2 Komunikasi Lain yang Diperlukan
Disamping menerbitkan laporan atas laporan keuangan, standar professional mengharuskan auditor membahas masalah-masalah tertentu dengan komite audit, atau dengan orang-orang dari tingkat wewenang dan tanggung jawab yang setara dengan komite audit, seperti dewan direksi, dewan perwalian, atau seorang pemilik pada perusahaan perorangan.
7.3 Komunikasi Temuan-temuan Lain
Para CPA yang menggunakan jasa audit juga memberikan beragam jasa-jasa lain kepada klien. Para CPA biasanya menggunakan surat perikatan untuk menguraikan lingkup jasa dan perjanjian imbalan. Apabila perikatan tersebut telah diselesaikan, biasanya akan diikuti dengan penyusunan laporan tertulis kepada klien.
Pertanyaan
1. Sebutkan apa saja peranan pengendalian intern dalam proses audit…?
2. sebutkan definisi risiko audit…?
Rating: 5
Prosedur atau proses audit sangat lah penting bagi sebuah perusahaan, sebab banyak kegagalan audit disebabkan oleh tidak dilakukannya proses audit itu sendiri. Pada bab ini saya mencoba meresume gambaran umum proses audit. Patut kita ketahui Tujuan menyeluruh dari suatu audit laporan keuangan adalah untuk menyatakan pendapat apakah laporan keuangan klien telah menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP). Proses diagnostic untuk membuat pertimbangan tentang akun yang mungkin mengandung salah saji yang material serta memperoleh bukti tentang penyajian yang wajar dalam laporan keuangan melibatkan sejumlah langkah. Ada tujuh langkah pokok yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan audit laporan keuangan :
1. Memperoleh pemahaman tentang bisnis dan industri
2. Mengidentifikasi asersi laporan keuangan yang relevan
3. Membuat keputusan tentang jumlah yang material bagi para pengguna laporan keuangan
4. Membuat keputusan tentang komponen risiko audit
5. Memperoleh bukti melalui prosedur audit, termasuk prosedur untuk memahami pengendalian intern, melaksanakan pengujian pengendalian, dan melaksanakan pengujian substantive
6. Menetapkan bagaimana menggunakan bukti untuk mendukung suatu pendapat audit, komunikasi kepada klien lain, serta jasa bernilai tambah
7. Mengkomunikasikan temuan-temuan
1. PENGETAHUAN TENTANG BISNIS DAN INDUSTRI
1.1 Mengembangkan Harapan atas Laporan Keuangan
Mengembangkan harapan atas laporan keuangan (developing expectations of financial statements) melibatkan penggunaan pengetahuan tentang kinerja bisnis untuk mengembangkan harapan atas jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Pengetahuan atas kecenderungan bisnis merupakan hal yang penting untuk menilai kelayakan kegiatan operasi, keuangan, dan investasi organisasi.
1.2 Pengaruh Industri terhadap Sistem Informasi
Pemahaman atas bisnis dan industri akan membantu seorang auditor memahami masalah-masalah sistem informasi yang penting bagi seorang klien. Auditor harus senantiasa melakukan pendekatan audit dengan pemahaman praktik terbaik dalam industri terbaik. Selanjutnya, auditor harus memahami implikasi pekerjaan audit apabila sistem informasi dan pengendalian intern perusahaan berbeda dari praktik industri pada umumnya.
1.3 Mengevaluasi Kelayakan Estimasi Akuntansi
Pengetahuan tentang bisnis dan industri akan membantu auditor dalam mengevaliasi kelayakan akuntansi serta representasi manajemen. Akan sulit sekali untuk mengevaliasi aspek laporan keuangan yang lebih bersifat subjektif tanpa memahami penggerak ekonomi yang mendasari perusahaan. Pemahaman auditor tentang praktik bisnis dan tekanan persaingan dalam industri akan menjadi dasar untuk menilai kelayakan penyajian klien dan membuat pertimbangan professional yang bermutu tinggi atas laporan keuangan. SAS 61, Communication with Audit Committees, menghendaki auditor untuk mendiskusikan pertimbangan-pertimbangan dan estimasi akuntansi yang signifikan dengan komite audit.
1.4 GAAP untuk Industri Spesifik
Terdapat banyak aspek kunci dalam GAAP yang digunakan secara khusus untuk industri tertentu. Banyak industri yang memiliki pedoman akuntansi dan audit yang spesifik, serta terdapat praktek akuntansi yang lazim lainnya bagi industri tertentu. Para CPA harus memiliki keahlian dalam memahami prinsip-prinsip akuntansi spesifik yang berlaku pada bisnis dan industri yang berbeda.
1.5 Dasar untuk Jasa Bernilai Tambah Lainnya
Beberapa anggota tim audit biasanya memiliki pengalaman yang signifikan dalam serta memahami sumber daya dan proses inti yang diperlukan agar perusahaan dapat bersaing secara efektif dalam industri. Pemahaman ini sangat membantu dalam menilai kelayakan laporan keuangan. Selain itu, pengetahuan ini juga membuat CPA mampu memberikan bantuan yang bernilai bagi manajemen dan dewan direksi.
2.ASERSI MANAJEMEN
2.1 Keberadaan atau Keterjadian
Asersi tentang keberadaan atau keterjadian berkaitan dengan apakah aktiva atau kewajiban entitas memang benar-benar ada pada tanggal tertentu dan apakah transaksi yang dicatat benar-benar telah terjadi selama periode tersebut..
2.2 Kelengkapan
Asersi mengenai kelengkapan berkaitan dengan apakah semua transaksi dan akun yang harus disajikan dalam laporan keuangan benar-benar telah dicantumkan.
2.3 Hak dan Kewajiban
Asersi mengenai hak dan kewajiban berkaitan dengan apakah aktiva telah menjadi hak entitas dan hutang memeng telah menjadi kewajiban entitas pada suatu tanggal tertentu.
2.4 Penilaian atau Alokasi
Asersi mengenai penialian atau alokasi berkaitan dengan apakah komponen aktiva, kewajiban, pendapatan, dan beban telah dicantumkan dalam laporan keuangan dengan jumlah yang semestinya.
2.5 Penyajian dan Pengungkapan
Asersi mengenai penyajian dan pengungkapan berkaitan dengan apakah komponen tertentu laporan keuangan telah digolongkan, diuraikan, dan diungkapkan sebagaimana mestinya.
3. MATERIALITAS
Peryataan konsep FASB No 2 mendefinisikan materialitas sebagi besarnya pengabaian atau salah saji informasi akuntansi yang dalam kaitannya dengan kondisi disekitarnya, akan memungkinkan perimbangan pihak yang berkepentingan yang mengandalkan informasi tersebut akan berubah atau terpengaruh oleh pengabaian atau salah saji tersebut.
Materialitas merupakan konsep penting yang akan menjadi pedoman auditor dalam penetapan lingkup pekerjaan audit untuk menemukan pengabaian atau salah saji yang secara bersama-sama berpotensi mencapai suatu jumlah yang akan mempengaruhi para pengguna laporam keuangan.
Konsep materialitas ini juga menjadi pedoman auditor ketika mengevaluasi temuan audit. Setelah para auditor mengumpulkan bukti audit, mereka harus segera menilai signifikansi temuan audit. Apabila digunakan teknik penarikan sample, auditor harus memproyeksikan salah saji yang diketahuinya dalam sample pada populasi secara keseluruhan. Salah saji yang diproyeksikan ini kemudian harus dievaluasi untuk menentukan apakah menurut pertimbangan auditor hal tersebut akan mempengaruhi pengguna laporan keuangan yang berkepentingan.
4. RISIKO AUDIT
4.1 Komponen Risiko Audit
1. Risiko bawaan
Risiko bawaan adalah kerentanan suatu asersi terhadap kemungkinan salah saji yang material, dengan asumsi tidak terdapat pengendalian internal yang terkait.
2. Risiko Pengendalian
Risiko pengendalian adalah risiko terjadinya salah saji yang material dalam suatu asersi yang tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh struktur pengendalian intern entitas.
3. Risiko Deteksi
Risiko deteksi adalah risiko yang timbul karena auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material yang terdapat dalam suatu asersi.
4.2 Model Risiko Audit
AR = IR x CR x DR
Dimana :
AR : Risiko audit (Audit Risk)
IR : Risiko bawaan (Inherent Risk)
CR : Risiko pengendalian (Control Risk)
DR : Risiko deteksi (Detection Risk)
5. BUKTI AUDIT
5.1 Kecukupan Bukti Audit
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertimbangan auditor atas kecukupan meliputi :
a. Materialitas dan risiko
b. Faktor-faktor ekonomi
c. Ukuran dan karakteristik populasi
5.2 Kompetensi Bukti Audit
Kompetensi informasi penguat bergantung pada banyak faktor. Pertimbagan yang telah diterapkan secara luas dalam auditing adalah :
a. Relevansi
b. Sumber
c. Ketepatan waktu
d. Objektivitas
5.3 Pengklasifikasian Prosedur Audit
Prosedur audit biasanya diklasifikasikan menurut tujuan audit dalam kategori sebagi berikut :
a. Prosedur untuk memperoleh pemahaman
b. Pengujian pengendalian
c. Pengujian substantive
5.4 Evaluasi Bukti Audit yang Diperoleh
Secara bersamaan, ketiga kategori prosedur audit tersebut harus memungkinkan auditor memperoleh bukti audit yang diperlukanuntuk memenuhi standar ketiga pekerjaan lapangan. Menurut standar ketiga pekerjan lapangan, auditor tidak diharapkan atau tidak diharuskan memiliki dasar yang absolute, pasti, atau berjaminan atas pendapat yang diberikan. Persratan dasar yang memadai berkaitan dengan tingkat keyakinan meneluruh yang diperlukan oleh auditor pada kesimpulan audit untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan.
Hubungan antara Risiko Audit dan Bukti Audit
Auditor telah menetapkan bahwa pengendalian intern entitas atas penilaian dalam siklus pembelian adalah cukup kuat. Akibatnya, auditor dapat menerima tingkat risiko deteksi yang lebih tinggi serta membatasi lingkup pelaksanaan pengujian terinci untuk melakukan verifikasi penilaian aset yang tetap berkaitan dengan biaya perolehan. Sebagai kemungkinan lain, apabila auditor menetapkan bahwa risiko pengendalian adalah tinggi untuk asersi ini, maka auditor akan menetapkan risiko deteksi pada tingkat yang cukup rendah guna mendapatkan keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji yang material.
6.PERTIMBANGAN JASA BERNILAI TAMBAH
6.1 Tolok Ukur Kinerja Perusahaan dan Pengukuran Kinerja
Para CPA memiliki keterampilan analitis yang baik dan sangat mahir dalam membandingkan perusahaan berdasarkan profitabilitas, kemampuan untuk menghasilkan dana segar, panjangnya siklus operasi, likuiditas, dan solvensi. Selain itu, para CPA juga dapat menggunakan pengetahuannya tentang faktor kompetitif yang penting untuk memastikan bahwa sistem informasi perusahaan memberikan focus bagi manajeman perusahaan tentang masalah-masalah manajemen bisnis yang penting.
6.2 Perencanaan Bisnis
Salah satu produk sampingan dari tolok ukur kinerja bisnis adalah pengembangan rencana bisnis yang menempatkan perusahaan pada jalur kinerja yang meningkat. CPA sering kali membantu manajemen dengan cara melakukan review rencana bisnis dan memberikan saran tentang bagaimana rencana bisnis dapat ditingkatkan.
6.3 Pengukuran Risiko
Pengukuran risiko merupakan jasa bernilai tambah yang penting dimana auditor sering memiliki pengetahuan khusus tentang industri. Langkah penting dalam mengelola risiko adalah mengidentifikasi risiko. Kemudian perusahaan dapat menggolongkan risiko-risiko tersebut menjadi risiko yang memiliki kemungkinan besar atau kecil untuk terjadi. Selanjutnya, CPA dapat memberikan saran bagi manajemen tentang bagaimana mengelola risiko yang sangat mungkin terjadi.
6.4 Penilaian Bisnis
Penilaian bisnis dan upaya membantu manajemen memahami faktor-faktor kunci yang dapat mendorong nilai perusahaan merupakan jasa bernilai tambah yang penting. Bisnis sering kali dinilai dengan menggunakan kombinasi dari tiga metode, yaitu :
a. Nilai pasar dari aktiva bersih
b. Arus kas yang didiskontokan
c. harga laba berganda
6.5 Rancangan dan Keandalan Sistem Informasi
Para auditor sangat mahir dalam mengevaluasi sistem pengendalian intern dan sistem informasi perusahaan. Melalui evaluasi tersebut, auditor dapat memberikan saran untuk meningkatkan keandalan sistem informasi yang digunakan untuk membuat keputusan bisnis.
7. MENGKOMUNIKASIKAN TEMUAN-TEMUAN
7.1 Laporan Auditor atas Laporan Keuangan
Standar pelaporan keempat dari standar auditing yang berlaku umum (GAAS) menyatakan bahwa auditor akan menerbitkan sebuah laporan yang memuat pernyataan pendapat tentang laporan keuangan secara menyeluruh, atau menyatakan bahwa tidak dapat memberikan pendapat atas laporan keuangan.
7.2 Komunikasi Lain yang Diperlukan
Disamping menerbitkan laporan atas laporan keuangan, standar professional mengharuskan auditor membahas masalah-masalah tertentu dengan komite audit, atau dengan orang-orang dari tingkat wewenang dan tanggung jawab yang setara dengan komite audit, seperti dewan direksi, dewan perwalian, atau seorang pemilik pada perusahaan perorangan.
7.3 Komunikasi Temuan-temuan Lain
Para CPA yang menggunakan jasa audit juga memberikan beragam jasa-jasa lain kepada klien. Para CPA biasanya menggunakan surat perikatan untuk menguraikan lingkup jasa dan perjanjian imbalan. Apabila perikatan tersebut telah diselesaikan, biasanya akan diikuti dengan penyusunan laporan tertulis kepada klien.
Pertanyaan
1. Sebutkan apa saja peranan pengendalian intern dalam proses audit…?
2. sebutkan definisi risiko audit…?
Rating: 5
0 komentar :
Posting Komentar
tinggalkan jejak anda::::